I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan merupakan
faktor utama dalam
pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk
baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.
Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun
unsur-unsur yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok
melakukan hubungan keja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang
dimaksud, tidak lain
adalah sumber daya manusia yang
terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik
atau siswa, dan orang tua
siswa.
Dalam hal ini kepala sekolah sebagai seseorang yang
diberi tugas untuk memimpin sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab
atas tercapainya tujuan
sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan
inovator di sekolah. Oleh
sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala
sekolah adalah signifikan bagi keberhasilan sekolah.
Kemampuan profesional kepala
sekolah sebagai pemimpin pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan
suatu situasi belajar mengajar yang
kondusif, sehingga guru-guru dapat
melaksanakan pembelajaran dengan baik dan peserta didik dapat belajar
dengan tenang. Disamping
itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan bawahannya, dalam
hal ini guru.
Kepala
sekolah adalah pengelola
pendidikan di sekolah secara keseluruhan, dan kepala sekolah adalah
pemimpin formal pendidikan di
sekolahnya. Dalam suatu lingkungan pendidikan di sekolah, kepala sekolah bertanggung jawab penuh untuk mengelola dan
memberdayakan guru-guru agar
terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
Keberhasilan
suatu sekolah pada hakikatnya
terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka
rumusan masalah yang berkaitan dengan Kepemimpinan Pendidikan antara lain :
1.
Apa pengertian
dari kepemimpinan pendidikan
2.
Apa fungsi
kepemimpinan pendidikan
3.
Apasaja
tipe-tipe kepemimpinan pendidikan
4.
Apasaja syarat-syarat
untuk menjadi pemimpin pendidikan
5.
Apasaja
keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
6.
Apasaja pendekatan
tentang teori munculnya pemimpin
7.
Apasaja
pendekatan dalam mempelajari kepemimpinan pendidikan
8.
Apa pengertian
dari pemimpinan pendidikan
9.
Apasaja model-model
kepemimpinan dalam pendidikan
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah Kepemimpinan Pendidikan yaitu untuk mengetahui :
1.
Pengertian dari
kepemimpinan pendidikan
2.
Fungsi
kepemimpinan pendidikan
3.
Tipe-tipe
kepemimpinan pendidikan
4.
Syarat-syarat
untuk menjadi pemimpin pendidikan
5.
Keterampilan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin
6.
Pendekatan
tentang teori munculnya pemimpin
7.
Pendekatan dalam
mempelajari kepemimpinan pendidikan
8.
Pengertian dari
pemimpinan pendidikan
9.
Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan secara umum didefinisiksn sebagai kemampuan
dalam kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan, mengarahkan, dan kalau perlu
memaksa orang atau kelompok agar menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya
terbuat sesuatu yang dapat membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang
telah ditetapkan.
Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada
penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp
M.Stogdill)
Kepemimpinan dalam
organisasi berarti penggunaan kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan. (Robert Dubin)
Kepemimpinan adalah
individu di dalam kelompokyang memberikan tugas pengarahan dan
pengorganisasaian yang relevan dengan kegiatan-kegiatan kelompok (Fred E.Fiedler)
Leadership is any
contribution to the establishment and attainment of group purpose (Kimball Wiles)
Dua definisi dari Carter V. Good :
·
The ability and
readiness to inspire, guide, direct, or manage other
·
The role of interpreter
of interest and objectives of group, to grow up recognizing and accepting the
interpreter as spokesman
Kepemimpinan Pendidikan
: kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
2.2 Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama pemimpin
pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja, antara lain :
1.
Pemimpin
membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa kebebasan
2.
Pemimpin
membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan
rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan memjelaskan tujuan
3.
Pemimpin
membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok
dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling
efektif dan efisien
4.
Pemimpin
bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok
5.
Pemimpin
bertanggung jawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi
2.3 Tipe Kepemimpinan Pendidikan :
1.
Tipe Otoriter /
Tipe authoritarian
Dalam
kepemimpunan yang otoriter, pemmpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota
kelompok
2.
Tipe Laissez-faire
Pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, melainkan membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya. Keberhasilan lembaga ditenukan atas kesadaran dan dedikasi
anggota kelompok. Struktur organisasinya kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa
rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan
3.
Tipe Demokratis
Kepemimpinannya
bukan sebagai dictator, tapi di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin
berusaha menstimulus anggotanya agar bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan bersama. Pemimpin selalu berpangkal pada kepentingan dan kebutuhan
anggotanya.
4.
Tipe
Pseudo-demokratis / demokratis semu / manipulasi demokratik
Pemimpin hanya
tampaknya saja demokratis, namun sebenarnya dia bersikap otokratis.
2.4 Syarat-syarat Pemimpin Pendidikan
Syarat-syarat yang harus dimiliki
oleh pemimpin pendidikan antara lain:
·
Rendah hati dan
sederhana
·
Bersifat suka
menolong
·
Sabar dan
memiliki kestabilan emosi
·
Percaya kepada
diri sendiri
·
Jujur, adil, dan
dapat dipercaya
·
Keahlian dalam
jabatan
2.5 Ketempilan yang Harus Dimiliki Pemimpin
1.
Keterampilan
dalam memimpin
Pemimpin harus
menguasai cara-cara kepemimpinan, memiliki keterampilan memimpin supaya dapat
bertindak sebagai seorang pemimpin yang baik. Untuk itu harus memiliki
kemampuan bagaimana caranya : menyusun rencana bersama, mengajak annotanya
berpartisipasi, member bantuan kepada anggota kelompok, memupuk moral kelompok,
bersama-sama membuat keputusan. Pemimpin tidak hanya tahu, tetapi harus dapat
melaksanakan.
2.
Keterampilan dalam hubungan insani
Hubungan insane
merupakan hubungan antar manusia. Ada dua jenis hubungan yaitu :
1.
Hubungan karna
tugas resmi
2.
Hubungan
kekeluargaan
3. Keterampilan dalam proses kelompok
Maksud utama adalah
meningkatkan partisipasi anggota kelompompok sehingga dapat mengefektifkan
potensi. Pemimpin sebagai penengah , pendamai, dan bukan menjadi hakim.
4. Keterampilan dalam proses administrasi
personil
Kegiatan ini mencangkup
segala usaha yang menggunakan keahlian yang dimiliki petugas secara efektif.
Kegiatannya meliputi seleksi, pengangkatan, penempatan, penugasan, orientasi,
pengawasan, bimbingan, dan pengembangan, serta kesejahteraan.
5. Keterampilan dalam menilai
Merupaka usaha untuk
mengetahui sejauh mana tujuan sudah tercapai. Teknik dan prosedur evaluasi :
menentukan tujuan penilaian, menetapkan norma / ukuran yang akan dinilai,
mengumpulkan data-data, pengolahan data, menyimpulkan hasil penilaian.
2.6 Pendekatan tentang Teori Munculnya
Pemimpin
1. Teori Pertama
Seseorang akan
menjadi pemimpin karena ia memang dilahirkan untuk menjadi pemimpin. Hanya
orang yang memiliki kemampuan dan bakatlah yang bisa menjadi pemimpin. Sehingga
muncul istilah “leaders are borned not
built”. Teori ini disebut juga teori genetis.
2. Teori Kedua
Seseorang akan
menjadi pemimpin kalau lingkungan, waktu atau keadaan memungkinkan ia menjadi
pemimpin. Seseorang dapat menjadi pemimpin bila diberi kesmpatan dan pembinaan
meskipun tidak memiliki bakat atau pembawaan. Maka muncul istilah “leaders are build not borned”. Teori
ini disebut teori social.
3. Teori Ketiga
Merupakan gabungan antara teori pertama dan teori
kedua, untuk menjadi pemimpin perlu bakat dan disertai pembinaan bakat
tersebut.
4. Teori Keempat
Setiap orang bisa
menjadi pemimpin asalkan kemampuannya diperlukan pada kondisi tersebut. Teori
ini disebut teori situasi.
2.7 Pendekatan dalam mempelajari Kepemimpinan
Pendidikan
Tiga keterampilan / skills yang harus dikuasai oleh
seorang pemimpin (Kazt) :
·
Human Relatian
Skill
Kemampuan
berhubungan dengan bawahan
·
Technical Skill
Kemampuan
menerapkan ilmunya ke dalam pelaksanaan (operasional)
·
Conceptional
Skill
Kemampuan dalam
melihat sesuatu sacara keseluruhan yang kemudian dapat merumuskannya. Seperti
dalam mengamibil keputusan, membentuk kebijakan, dll. Kemampuan ini juga
disebut Managerial Skill
2.7.1. Pendekatan Sifat (Traits Aproach)
Pendekatan yang didasari asumsi bahwa kondisi fisik
dan karakteristik pribadi adalah penting bagi kesuksesan pemimpin.
2.7.2 Pendekatan
keperilakuan (Behavioral Aproach)
Pendekatan yang memandang kepemimpinan dapat
dipelajari dari pola tingkah laku, dan bukan sifat-sifatnya. Studi ini melihat
dan mengidentifikasi perilaku yang khas dari pemimpin dalam kegiatannya dalam
mempengaruhi anggota-anggota kelompoknya.
Pendekatan ini menitikberatkan
Pandangannya
pada dua aspek perilaku kepemimpinan :
Ø Fungsi-fungsi
kepemimpinan
Ø Gaya-gaya
kepemimpinan
Gaya-gaya
kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai gaya yang berorientasi pada tugas
(task oriented) dan gaya yang berorientasi dengan bawahannya (employee
oriented)
Teori-teori yang
termasuk dalam pendekatan keperilakuan antara lain :
1.
Studi Kepemimpinan Ohio State University
Studi ini dilakukan di Ohio State Universty oleh
Hemphil dan Coons, dan kemudian dilanjutkan oleh Halpin dan Winer.
Studi ini melihat kepemimpinan itu atas dua dimensi
perilaku pemimpin :
Ø Initiating
Structure (Struktur Tugas)
Merupakan cara
pemimpin melukiskan hubungannya dengan bawahan dalam usaha menetapkan pola
organisasi, saluran komunikasi, dan metode atau prosedur yang dipakai dalam
organisasi
Ø Consideration
(tenggang rasa)
Merupakan
perilaku saling menghargai dan persahabatan antara pemimpin dengan bawahanyya.
2 Teori
Kepemimpinan Managerial Grid
Teori ini dikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jene
S. Mouton yang membedakan dua dimensi dalam kepemimpinan :
Ø Concern
For People
Menekankan pada
hubungan antar individu
Ø Concern
For Production
Menekankan pada
produksi
Terdapat lima gaya kepemimpinan yang merupaka
kombinasi dari kedua gaya kepemimpinan dia atas antara lain:
a.
Gaya
Kepemimpinan Improverished
Pemimpin
menggunakan usaha yang paling sedikit untuk menyelesaikan tugas tertentu
b.
Gaya
Kepemimpinan Country Club
Kepemimpinan
yang didasarkan pada hubungan informal antara individu, keramahan dan
kegembiraan
c.
Gaya
Kepemimpinan Team
Keberhasilan
suatu organisasi tergantung kepada hasil kerja sejumlah individu yang penuh
pengabdian Dasar kepemimpinan ini adalah saling percaya dan penghargaan antar
sesama anggota kelompok
d.
Gaya
Kepemimpinan Task
Pemimpin
memandang efisien kerja sebagai factor utama untuk keberhasilan organisasi.
Penekanan pada penampilan individu dalam organisasi
e.
Gaya
Kepemimpinan Midle Road
Artinyat
tengah-tengah. Penekanan pada keseimbangan yang optimal antara tugas dan hubungan
manusia
3. Model
Getzels dan Guba
1.
Perilaku
Kepemimpinan yang bergaya normative
Dengan dimensi
nomotetis yang meliputi usahanya untuk memenuhi tuntutan organisasi. Mengacu
pada Lembaganya yang ditandai dengan peranan dan harapan tertentu sesuai tujuan
organisasinya.
2.
Perilaku
Kepemimpinan yang bergaya personal
Disebut dengan
dimensi idiografis, yaitu pemimpin yang mengutamakan kebutuhan dan ekspektasi
anggota organisasinya. Mengacu pada individu dalam organisasi dengan
kepribadian dan disposisi tertentu.
2.7.3 Pendekatan
Kontingensi / Situasi
Model ini banyak melahirkan beberapa model
kepemimpinan, diantaranya :
1.
Model
Kepemimpinan Kontingensi
-
Dikembangkan
oleh Fred.E. Fiedlr
-
Seorang pemimpin
akan sukses bila menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda
2.
Model
Kepemimpinan Tiga Dimensi
-
Dikemukakan oleh
Williaw J. Reddin
-
Model ini
dinamakan “Three DImentional Model” karena dalam pendekatannya menggunakan tiga
kelompok gaya (Gaya dasar, Gaya Efektif, Gaya tidak efektif)
3.
Teori
Kepemimpinan Situasional
-
Dikembangkan
oleh Paul Hersey dan Keneth H.Blanchard. M
-
Pemimpin yang
efektif tergantung pada taraf kematangan pengikut dan kemampuan pemimpin untuk
menyesuaikan orientasinya, baik orientasi tugas ataupun hubungan antar manusia.
Ada
empat gaya kepemimpinan
o
Telling,
perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan rendah
o
Selling,
perilaku pemimpin dengan tugas tinggi dan hubungan tinggi
o
Participating,
perilaku pemimpin dengan tugas rendah dan hubungan tinggi
o
Delegating,
perilaku pemimpin dengan rendah tinggi dan hubungan rendah
2.8 Pemimpin Pendidikan
Yang disebut pemimpin pendidikan adalah orang yang
memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak, mendorong, membimbing,
menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan lainnya ke arah peningkatan
mutu pendidikan.
Pemimpin Resmi,
dimilki oleh orang yang menduduki posisi dalam struktur pendidikan. Pemimpin
tidak resmi, bisa dimilki oleh setiap orang yang memberikan araha kepada
perbaikan pendidikan
2.9 Model-model kepemimpinan dalam pendidikan
1. Kepemimpinan
Visioner
Konsep visi :
Lee
Roy Beach (1993:50) mendefinisikan visi sebagai berikut :
Vision
defines the ideal fiture, perhaps implying retention of the current cultura and
the activities, or perhaps implying change.
Visi
menggambarkan masa depan yang ideal, barangkali menyiratkan ingatan budaya yang
sekarang dan aktivitas, atau barangkali menyiratkan perubahan
Terbentuknya
visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman professional,
interaksi da komunikasi, penemuan keilmuan serta kegiatan intelektual yang
membentuk pola piker tertentu (Gaffar,
1994 : 56)
Kepemimpinan
yang relevan dengan tuntutan “school based management”. Kepemimpinan ini yang
difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen
perubahan (agen of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang
tahu prioritas, menjadi pelatih yang provisional dan menjadi pembimbing anggota
lainnya.
Visioner
Leadership didasarka pada tuntutan perubahan zaman yang menuntut
dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptaka sumber daya
menusia yang handal.
Untuk menjadi
pemimpin yang Visioner, maka seseorang harus :
a.
Memahami konsep
visi
b.
Memahami
karakteristik dan unsure visi
Karakter visi
antara lain:
a.
Memperjelas arah
dan tujuan, mudah dimengerti dan diartikulasi
b.
Mencerminka
cita-cita yang tinggi dan menetapka
standart of excellence
c.
Menembuhkan
inspirasi, semanngat, kegairahan, dan komitmen
d.
Menciptakan
makna bagi anggota oeganisasi
e.
Merefleksikan
keunikan, atau keistimewaan organisasi, dst
f.
Memahami tujuan
visi
Tujuan visi
antara lain :
a.
Memperjelas arah
umum perubahan kebijakan organisasi
b.
Memotivasi
karyawa kea rah yang baik
c.
Membantu proses
mengkoordinasi tindakan-tindakan tertentu orang-orang yang berbeda
Langkah – langkah menjadi Visionary Leadership
a.
Penciptaan Visi,
dari hasil kreatifitas pikir pemimpin berupa ide-ide ideal tentang cita-cita di
masa depan.
b.
Perumusan Visi
-
Pembentukan dan
perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan
-
Merumuskan
strategi secara konsensus
-
Membulatkan
sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi
suatu kenyataan.
c.
Transformasi
Visi, Kemampuan membangun kepercayaan
d.
Impelemntasi
Visi , Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam
tindakan.
Pendidikan harus mampu mengantisipasi berbagai
tuntutan.
·
Sekolah
diharapkan dapat menyelenggarakan program yang lebih humanis
·
Dunia pendidikan
harus mampu menjamin peserta didiknya di berbagai bidang profesi sebagai syarat
untuk memperoleh hak bekerja sesuai dengan kompetensinya.
·
Pendidikan harus mampu menyiapkan hasil didik
yang kompeten dalam berbagai aspek.
·
Kurikulum
pendidikan harus mampu menjaga keserasian antara program dengan aspirasi
masyarakat dan negara
·
Pendidikan
diharapkan mampu menampung politisasi
pendidikan, kebutuhan belajar sepanjang hayat dan internasionalisasi
pendidikan.
Menjadi Seorang pemimpin yang Visioner dalam
Menghasilkan Produktivitas Pendidikan
·
Berusaha
merekayasa masa depan untuk menciptakan pendidikan yang produktif
·
Menjadikan
dirinya sebagai agen perubahan
·
Memposisikan
sebagai penentu arah organisasi
·
Pelatih atau
pembimbing yang profesional
·
Mampu
menampilkan kekuatan pengetahuan berdasarkan pengalaman profesional dan
pendidikannya
2.
Kepemimpinan
Transformasional
Kepemimpinan
transformasional dibangun dari dua kata :
n Kepemimpinan
(leadership) :
Setiap tindakan yang dilakukan oleh
eseorang untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mempengaruhi orang lain
untuk mencapai tujuan.
n Transformasional
(transformational) :
Mengubah sesuatu menjadi bentuk
lain yang berbeda.
Kepemimpinan
Transformasional diukur dalam hubungannya dengan efek pemimpin tersebut
terhadap para pengikutnya.
Formulasi dari teori Kepemimpinan
Transformasional antara lain :
1.
Karisma
2.
Stimulasi
intelektual
3.
Perhatian yang
individualisasi
Dapat dikatakan bahwa seorang kepala sekolah
menerapkan teoti Kepemimpinan Transformasional jika dia mampu mengubah energy
sumber-sumber daya baik manusia maupun non manusia untuk mencapai tujuan-tujuan
sekolah seperti yang dikemukakan oleh Sudarwan Danim (2003 : 54)
Menurut
Leithwood dkk (1999) mengatakan “transformational
leadership is seen to be sensitive to organiation building developing shared
vision, distributing leadership and building school culture necessary to
current restructing efforts in school”
Pemimpin dengan
kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang memilki visi ke depan
dan mampu mengidentifikasikan perubahan lingkungan serta mampu
mentransformasikan perubahan tersebut ke dalam organisasi.
Dimensi - dimensi kepemimpinan Transformasional
Menurut BASS dan AVOLIO (1994) dengan konsep 4I
a.
Idealized
Influenced, perilaku yang menghasilkan rasa hormat (respect) dan rasa percaya
dari orang- orang yang dipimpinnya.
b.
Inspirational
Motivation, senantiasa menyediakan tantangan dan makna atas pekerjaan orang-orang
yang dipimpinnya.
c.
Intellectual
Simulation, senantiasa menggali ide-ide baru dan solusi yang kreatif dari orang-orang yang
dipimpinnya
d.
Individualized
consideration, memberikan perhatian khusus kepada kebutuhan prestasi dan kebutuhan orang yang dipimpinnya.
Model kepemimpinan transformasial perlu
diterapkan dalam dunia pendidikan, karena merupakan salah satu solusi krisis
kepemimpinan terutama dalam bidang pendidikan.
Olga Epitropika (2001:1) mengemukakan 6 hal mengapa kepemimpinan transformasial
penting bagi suatu organisasi.
1.
Secara
signifikan meningkatkan kinerja organisasi.
2.
Secara positif
dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan.
3.
Membangkitkan
komitmen para anggota terhadap organisasi.
4.
Meningkatkan
kepercayaan pekerja dalam manajemen dan perilaku keseharian organisasi.
5.
Meningkatkan
kepuasan [ekerja melalui pekerjaan dan pemimpin.
6.
Mengurangi
stress para pekerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Implementasi odel kepemimpinan transformasional
falam organisasi / intstansi pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut.
·
Mengaci pada
nilai – nilai agama yang ada dalam organisasi / instansi atau bahkan suatu
negara.
·
Disesuaikan
dengan nilai – nilai yang terkandung dalam sistem organisasi atau instansi
tersebut.
·
Menggali budaya
yang ada dalam organisasi tersebut.
·
Karena sistem
pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan sistem yang
lebih besar yang ada di atasnya seperti sistem suatu negara.
Kritisi model kepemimpina
transformasional :
Kepemimpinan transformasional hampir
sama dengan kepemimpinan transforming. Burns membatasi kepemimpinan yang
mentransformasi kepada para pemimpin yang selalu mendapat pencerahan(enlightened) yang menunjuk kepada nilai
– nilai moral yang positif dan kebutuhan – kebutuhan tingkat yang lebih tinggi
dari para pengikutnya.bagi Bass,seorang pemimpin yang mengaktifkan motivasi
pengikut dan meningkatkan komitmennya adalah transformasional, tidak
memperhatikan apakan memiliki efek yang menguntungkan untuk pengikutnya atau
tidak. Jadi, dengan demikian kepemimpinan transforming merujuk pada pencerahan
yang memperhatikan kepemimpinan nilai – nilai moral positif dan kebutuhan –
kebutuhan di tingkat lebih tinggi dari para pengikutnya, sedangkan kepemimpinan
transformasional tanpa memperhatikan efeknya terhadap pengikutnya atau
mengesampingkan nilai – nilai moral yang positif.
Hal
ini senada dengan pendapat Golmen, et.al (2003) yang mengatakan kepemimpinan
transforming adalah kepemimpinan yang memiliki kesadaran sendiri tentang
emosionalnya, manajemen diri sendiri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan
kerja. Pola perilaku kepemimpinan yang seperti inidiharapkan berpengaruh
positif terhadap bawahannya dalam membentuk nilai – nilai dan keyakinan untuk
mencapai tujuan organisasi (Anderson 1998).
Model
kepemimpinan lain yang perlu diperhatikan sebagai kritisi terhadap kepemimpinan
transformasional adalah kepemimpnan amanah. Kepemimpinan amanah adalah
kepemimpinan yang dilandasi dengan iman dalam rangkan mencapai tingkat
ketaqwaan kepada Allah SWT. Model kepemimpinan ini selalu memikirkan keadaan
umatnya dan jauh dari memikirkan kepentingan pribadi atau golongannya. Pemimpin selalu berhati – hati dalam menjaga
keimanannya untuk memperoleh derajat taqwa disisi Allah SWT (Ash Shalabi,
2003).
III. PENUTUP
3.1
Simpulan
1.
Kepemimpinan
pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakkan pelaksanaan pendidikan,
sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif
dan efisien.
2.
Fungsi
kepemimpinan pendidikan adalah untuk membina persaudaraan dan bertanggung jawab
dalam mengambil keputusan , mengembangkan, dan mempertahankan eksistensi
organisasi
3.
Tipe-tipe
kepemimpinan pendidikan antara lain otoriter, Laissez-faire, Demokratis, dan
Pseudo-demokratis.
4.
Syarat-syarat
untuk menjadi pemimpin pendidikan antara lain rendah hati, percaya kepada diri
sendiri, jujur, adil, dan memiliki keahlian dalam jabatan.
5.
Keterampilan
yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain keterampilan dalam
memimpin, dalam hubungan insane, dan dalam menilai
6.
Pendekatan
tentang teori munculnya pemimpin terdiri dari teori pertama, kedua, ketiga, dan
keempat.
7.
Pendekatan dalam
mempelajari kepemimpinan pendidikan antar lain pemdekatam sifat, keperilakuan,
dan pendekatam situasi.
8.
Pemimpinan
pendidikan adalah orang yang memilki kelebihan untuk mempengaruhi, mengajak,
mendorong, membimbing, menggerakkan dan mengkoordinasikan staf pendidikan
lainnya ke arah peningkatan mutu pendidikan
9.
Model-model
kepemimpinan dalam pendidikan antara lain kepemimpinan visioner dan
kepemimpinan transformasional
3.2
Saran
Syarat bagi pemimpin pendidikan, dalam hal ini
adalah kepala sekolah, adalah kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus
dapat memimpin sekolah, bertanggung
jawab atas tercapainya
tujuan sekolah, juga diharapkan
menjadi pemimpin dan inovator
di sekolah. Oleh sebab
itu, seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kualitas kepemimpinan yang
baik agar signifikan bagi keberhasilan sekolah.
Oleh karena itu seorang kepala sekolah harus
memenuhi syarat-syarat untuk menjadi pemimpin pendidikan, memiliki keterampilan
memimpin dan keterampilan hubungan insane serta menerapkan model kepemimpinan
yang baik sesuai dengan karakteristik dirinya,
karena sesungguhnya keberhasilan
suatu sekolah pada hakikatnya
terletak pada efisiensi dan efektivitas penampilan seorang kepala sekolah
V. DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta